Jumat, 26 Oktober 2012

KD.1.3. MASUK DAN BWEKEMBANGNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA



Materi Pelajaran


1.         BUKTI-BUKTI TENTANG PROSES AWAL MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA
Berdasarkan teori-teori tentang masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia maka disimpulkan bahwa pembawa dan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah para ulama dan pedagang dari Gujarat, Persia, Mesir dan Arab

2.      MENGIDENTIFIKASI PADA PETA TEMPAT-TEMPAT DAN AWAL PENYEBARAN ISLAM DI   INDONESIA
Bukti tentang masuknya agama Islam ke Indonesia dapat dilihat dari berbagai sumber sejarah sumber itu bisa dari dalam negeri dan dari luar negeri, Adapun dari dalam negeri adalah sebagai berikut:
1.      Batu nisan di Leran Gresik yang bertuliskan Fatimah Binti Maimun yang berangka tahun 475 H (1082) M
2.      Batu nisan Sultan Kerajaan Samudra Pasai yang pertama, Sultan Malik As Saleh berangka tahun 696 H (1297) M
3.      Batu nisan 2 putera sultan Samudra Pasai Sultan Malik Az Zahir tahun 781 H (1380) dan 789 H (1389)
4.      Beberapa batu nisan yang memuat kutipan dari Alqur’an ditemukan di kuburan di Trowulan dan Troloyo, di Trowulan tahun 1290 Saka (1268-1369) dan di Troloyo tahun 1293-1533 Saka(1371-1611)
5.      Batu nisan Skhyeh Maulana Malik Ibrahim di Gresik tahun 822 H(1419)

Sedangkan sumber dari luar negeri adalah sebagai berikut:
1.      Berita Arab
Berita ini didapat dari para pedagang Arab yang melakukan aktifitas perdagangan di Indonesia sejak zaman kerajaan Sriwijaya ( Zabag, Zabay atau Sribusa) abad ke 7
2.      Berita Eropa
Berasal dari Marcopolo dan Tome Pires, dalam perjalanan dari Cina ke Romawi Marcopolo singgah di Sumatera bagian utara dann dia menjumpai kerajaan Samudra Pasai sedangkan Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental yang menerangkan adanya masyarakat Islam dari pesisir Timur Sumatera sampai Palembang sekitar abad ke 16 sampai 17
3.      Berita India
Dari berita India disebutkan bahwa para pedagang India (Gujarat) mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
4.         Berita Cina
Dari catatan Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Cheng- Ho, ia menulis bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
  3.        CARA-CARA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA 
1.                   Perdagangan
Penyebaran ajaran agama Islam dilakukan oleh pedagang Islam kepada pedagang-pedagang lain dan juga mengenalkan ajaran islam kepada masyarakat setempat

2.                   Perkawinan
Para pedagang mancanegara terkenal kaya dan berpengatahuan yang tinggi hal itu menarik bagi para penguasa pribumi untuk menikahkan putri mereka dengan para saudagar tersebut
3.                   Pendidikan
Melalui pondok pesantren yang diasuh oleh para guru agama, kyai, dan ulama, dan setelah lulus mereka menyebar luaskan agama Islam ke berbagai daerah di Indonesia
4.                   Dakwah(Mubalig)
Penyebaran agama Islam juga dilakukan dengan dakwah, di pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo
5.                   Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan
Penyebaran agama islam juga dilakukan dengan penggabungan dua budaya, misalnya penggunaan doa-doa dalam Islam dengan upacara adat, seperti kelahiran, perkawinan, seni wayang kulit, beberapa bangunan, ragam hias dan kesusastraan

4.        PERANAN ULAMA (WALI SONGO) TERHADAP PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

1.      Para wali songo tersebut adalah:
a.                                                                               Sunan Maulana Malik Ibrahim (Gresik)
b.                                                                              Sunan Ampel/ R Rahmat (Surabaya)
c.                                                                               Sunan Bonang (dekat Tuban) putra Raden Rahmat
d.                                                                              Sunan Drajat (dekat Sedayu Surabaya) putra R. Rahmat
e.                                                                               Sunan Giri (dekat Gresik)
f.                                                                               Sunan Kalijaga (Tuban) makamnya di Demak
g.                                                                              Sunan Kudus (senopati kerajaan Demak)
h.                                                                              Sunan Muria (Gunung Muria) Kudus putra Sunan Kalijaga
i.                     Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatulloh ( Cirebon) ulama dari Pasai yang
            mengabdi pada Demak

2.Peranan Wali Songo Dalam Berbagai Bidang
a.       Bidang Agama
Peran utama wali songo adalah penyebar agama Islam(dakwah Islamiah), selain punya pondok pesantren mereka juga berdakwah keliling di tempat-tempat dan juga di lingkungan Istana kerajaan-kerajaan Islam
b.      Bidang Sosial Budaya
Peran wali songo dalam bidang budaya terlihat pada keberhasilan mereka terhadap perubahan kebudayaan dari pra- Islam menjadi masyarakat Islam, misalnya pada upacara kelahiran, perkawinan,  kematian, makanan, pa      kaian, serta cara bersikap dan bertingkah laku sehari-hari.
Para wali juga berhasil corak kebudayaan baru sebagai hasil asimilasi kebudayaan islam dengan kebudayaan setempat, misalnya Grebeg Syawal, Sekatenan( Surakarta dan Jogjakarta), Dandangan (Kudus), Besaran(Demak), dan Hallal bihalal di seluruh Indonesia, Di Jawa secara umum mengenal adat Suran(1 Muharam), Syawalan(1 Syawal), Besaran(10 Dzulhijjah), dan Mauludan.
Dalam proses akulturasi telah dihasilkan berbagai bentuk budaya fisik, seperti Masjid Indramayu dan Masjid Demak, Menara Kudus  dan makam Sunan Tembayat mirip bangunan Candi Hindu.
c.       Bidang Politik
Peranan Wali songo dalam bidang politik yaitu, mendukung Raden Patah dalam mendirikan Kerajaan Demak, mereka juga berperan sebagai penasehat dan guru bagi para raja  Islam di Jawa misalnya Sunan Kudus menjadi penasehat Adupati Jipang. Selain wali songo ada beberapa tokoh keagamaan khususnya di Pulau Jawa misalnya, Syekh Bentang di sekitar Lawu, Sunan Tembayat di Klaten, Syekh Majagung, Sunan Prapen, Sunan Sendang(Sendang Duwur)

5.            PERKEMBANGAN TRADISI ISLAM DI BERBAGAI DAERAH DARI ABAD KE-15 SAMPAI KE-18
Perkembangan tradisi islam dapat diketahui dari kehidupan social di masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang tidak mengenal kasta.
Sejak abad ke- 15 hingga abad ke -18 tradisi Islam hamper mempengaruhi seluruh sector kehidupan bangsa Indonesia, masdyarakat yang belum terpengaruh oleh perkembangan agama dan budaya Islam sebagian besar berada di pedalaman. Akan tetapi perkembangan Islam semakin mendapat tempat dalam mkehidupan masyarakat bahkan dewasa ini lebih dari 75% masyarakat Indonesia telah memeluk agama Islam

6.            MENJELASKAN PENYEBARAN AGAMA ISLAM DENGAN PERTUMBUHAN KOTA DAN TERBENTUKNYA JARINGAN EKONOMI SERTA INTELEKTUAL DI KEPULAUAN INDONESIA
Berkembangnya pemukiman muslim di pusat perdagangan menjadikan masyarakat muslim sebagai kekuatan ekonomi, para pedagang muslim terlibat aktif dalam kegiatan perdagangan mancanegara, Kekuatan ekonomi menjadi kekuatan politik saat penguasa pribumi di sebuah Bandar dagang menjadi muslim, kondisi semacam ini dipercepat dengan mundurnya pengaruh kerajaann Hindu-Budha.
Perkembangan pemukiman berpengaruh terhadap pertumbuhan perdagangan dengan cepat yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kota, pertumbuhan kota juga melahirkan golongan intelektual.

KD, 1.3. PENELITIAN SEJARAH


I.Tujuan Pembelajaran

1. Melalui buku sumber siswa dapat menjelaskan tahap-tahap dalam penelitian sejarah
2. Melalui ceramah dan Tanya-jawab siswa dapat menjelaskan metode dalam penelitian   
    sejarah
3. Melalui diskusi siswa dapat menentukan sumber- bukti dan fakta dalam sejarah yang 
   akan ditulisnya
3.Melalui buku sumber siswa  dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam penelitian sejarah

  
II. Materi Ajar

    1.    Menurut Kuntowijoyo, dalam penelitian sejarah ada 5 tahapan
-          Pemilihan Topik
Dalam pemilihan topic, seorang sejarawan harus memperhatikan kedekatan emosional dan intelektualnya terhadap topic yang dipilih, apabila seorang peneliti melakukan dengan senang hati maka tentu saja kemungkinan untuk mendapatkan penelitian yang maksimal akan lebih besar dibandingkan dengan setengah hati, kedekatan intelektual akan terlihat dari kemampuan intelektual peneliti dalam menganalisa obyek sejarah dengan memanfaatkan sebanyak mungkin teori-teori social yang ada.
-          Heuristik yaitu upaya pengumpulan berbagai data,fakta dan sumber sejarah sebagai bahan untuk menganalisis dan mengungkap berbagai peristiwa pada masalampau.
-          Verivikasi dalam sejarah
Verifikasi adalah menguji keaslian sumber (autensitas) dan keabsahan sumber untuk dipercaya(kredibilitas).Verifikasi juga bisa disebut sebagai kritik sumber.
-          Interpretasi dalam sejarah
            Interpretasi merupakan tahap penafsiran terhadap sumber
-          Historiografi adalah proses penyususn fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam bentuk penulisan sejarah

1.                                                  Metode penelitian sejarah
-          Metode observasi
Adalah mengadakan pengamatan langsung ke tempat kejadian sejarah. Metode ini mengharuskan kita mengumpulkan berbagai peninggalan sejarah berupa sumber-sumber tertulis maupun sumber benda, metode ini harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
§     Unsure peneli
§     Unsure pelaku
§     Factor tempat atau ruang
§     Factor waktu
§     Unsure tujuan
-          Metode wawancara
§     Berstruktur
§     Tidak berstruktur
§     Tertutup
§     Terbuka

3. Sumber, Bukti dan Fakta Sejarah
     a. Sumber, bukti dan fakta sejarah dipilih berdasarkan topic yang telah ditentukan
     b. sumber, bukti dan fakta sejarah dipilih juga berdasarkan jenis-jenis sejarah, misalnya, 
         Sejarah Ekonomi, Sejarah Politik,  Sejarah Sosial, dan Sejarah Kebudayaan.

4. Prinsip-prinsip dasar dalam penelitian sejarah
a.   Wawancara dalam sejarah lesan, dengan menentukan tokoh sejarah lesan yang akan diwawancarai dan menyusun pedoman wawancara yang berisi serentetan pertanyaan yang harus dijawab oleh narasumber sejarah lesan dan harus sesuai dengan topic penelitian, peneliti harus juga menyiapkan kartu pengenal, peralatan bantu wawancara, seperti alat perekam, kaset dan sebagainya.

b.    Sejarah lesan sebagai metode, sumber dan peluang
-Sebagai metode sejarah lesan dapat dengan jelas dan tepat melukiskan peristiwa
  sejarah yang terjadi.

-Sebagai sumber  sejarah lesan menyediakan sumber untuk penelitian sejarah
  dalam bentuk seperti tape atau transkrip  

-Sejarah sebagai peluang memberikan peluang bagi pengembangan subtansi penulisan   
  sejarah diantaranya sebagai berikut :
§  Dengan sifatnya kontemporer, sejarah lesan memberikan kemungkinan yang hampir tidak terbatas untuk menggali sejarah dari pelaku-pelakunya
§  Sejarah lesan dapat menggapai pelaku sejarah yang tidak disebutkan dalam dokumen
§  Sejarah lesan juga memungkinkan perluasan permasalahan sejarah
§  Sejarah lesan dapat mengungkapkan peristiwa sejarah yang lebih humanistis, artinya
§  pengungkapan yang lebih dekat dengan pengalaman sehar-hari dari para pelakunya