Materi Pelajaran
1.
BUKTI-BUKTI TENTANG PROSES AWAL MASUK
DAN BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA
Berdasarkan
teori-teori tentang masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia maka
disimpulkan bahwa pembawa dan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah para ulama dan
pedagang dari Gujarat, Persia, Mesir dan Arab
2. MENGIDENTIFIKASI
PADA PETA TEMPAT-TEMPAT DAN AWAL PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA
Bukti
tentang masuknya agama Islam ke Indonesia dapat dilihat dari berbagai sumber
sejarah sumber itu bisa dari dalam negeri dan dari luar negeri, Adapun dari
dalam negeri adalah sebagai berikut:
1. Batu nisan di Leran Gresik yang
bertuliskan Fatimah Binti Maimun yang
berangka tahun 475 H (1082) M
2. Batu nisan Sultan Kerajaan Samudra
Pasai yang pertama, Sultan Malik As Saleh berangka tahun 696 H (1297) M
3. Batu nisan 2 putera sultan Samudra
Pasai Sultan Malik Az Zahir tahun 781 H (1380) dan 789 H (1389)
4. Beberapa batu nisan yang memuat
kutipan dari Alqur’an ditemukan di kuburan di Trowulan dan Troloyo, di Trowulan
tahun 1290 Saka (1268-1369) dan di Troloyo tahun 1293-1533 Saka(1371-1611)
5. Batu nisan Skhyeh Maulana Malik
Ibrahim di Gresik tahun 822 H(1419)
Sedangkan sumber dari luar negeri
adalah sebagai berikut:
1. Berita Arab
Berita ini didapat dari para
pedagang Arab yang melakukan aktifitas perdagangan di Indonesia sejak zaman
kerajaan Sriwijaya ( Zabag, Zabay atau Sribusa) abad ke 7
2. Berita Eropa
Berasal dari Marcopolo dan Tome
Pires, dalam perjalanan dari Cina ke Romawi Marcopolo singgah di Sumatera
bagian utara dann dia menjumpai kerajaan Samudra Pasai sedangkan Tome Pires
dalam bukunya Suma Oriental yang menerangkan adanya masyarakat Islam dari
pesisir Timur Sumatera sampai Palembang sekitar abad ke 16 sampai 17
3. Berita India
Dari berita India disebutkan bahwa
para pedagang India (Gujarat) mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama
Islam di Indonesia
4.
Berita
Cina
Dari catatan Ma-Huan, seorang
penulis yang mengikuti perjalanan Cheng- Ho, ia menulis bahwa sejak kira-kira
tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai
utara Pulau Jawa.
3.
CARA-CARA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI
INDONESIA
1.
Perdagangan
Penyebaran ajaran agama Islam
dilakukan oleh pedagang Islam kepada pedagang-pedagang lain dan juga
mengenalkan ajaran islam kepada masyarakat setempat
2.
Perkawinan
Para pedagang mancanegara terkenal
kaya dan berpengatahuan yang tinggi hal itu menarik bagi para penguasa pribumi
untuk menikahkan putri mereka dengan para saudagar tersebut
3.
Pendidikan
Melalui pondok pesantren yang diasuh
oleh para guru agama, kyai, dan ulama, dan setelah lulus mereka menyebar luaskan
agama Islam ke berbagai daerah di Indonesia
4.
Dakwah(Mubalig)
Penyebaran agama Islam juga
dilakukan dengan dakwah, di pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang terkenal
dengan sebutan Wali Songo
5.
Akulturasi
dan Asimilasi Kebudayaan
Penyebaran agama islam juga
dilakukan dengan penggabungan dua budaya, misalnya penggunaan doa-doa dalam
Islam dengan upacara adat, seperti kelahiran, perkawinan, seni wayang kulit,
beberapa bangunan, ragam hias dan kesusastraan
4.
PERANAN ULAMA (WALI SONGO) TERHADAP
PENYEBARAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA
1. Para wali songo tersebut adalah:
a.
Sunan
Maulana Malik Ibrahim (Gresik)
b.
Sunan
Ampel/ R Rahmat (Surabaya)
c.
Sunan
Bonang (dekat Tuban) putra Raden Rahmat
d.
Sunan
Drajat (dekat Sedayu Surabaya) putra R. Rahmat
e.
Sunan
Giri (dekat Gresik)
f.
Sunan
Kalijaga (Tuban) makamnya di Demak
g.
Sunan
Kudus (senopati kerajaan Demak)
h.
Sunan
Muria (Gunung Muria) Kudus putra Sunan Kalijaga
i.
Sunan
Gunung Jati/Syarif Hidayatulloh ( Cirebon) ulama dari Pasai yang
mengabdi pada Demak
2.Peranan Wali Songo Dalam Berbagai Bidang
a. Bidang Agama
Peran utama wali songo adalah
penyebar agama Islam(dakwah Islamiah), selain punya pondok pesantren mereka
juga berdakwah keliling di tempat-tempat dan juga di lingkungan Istana
kerajaan-kerajaan Islam
b. Bidang Sosial Budaya
Peran
wali songo dalam bidang budaya terlihat pada keberhasilan mereka terhadap perubahan
kebudayaan dari pra- Islam menjadi masyarakat Islam, misalnya pada
upacara kelahiran, perkawinan, kematian,
makanan, pa kaian, serta cara bersikap
dan bertingkah laku sehari-hari.
Para wali
juga berhasil corak kebudayaan baru sebagai hasil asimilasi kebudayaan
islam dengan kebudayaan setempat, misalnya Grebeg Syawal, Sekatenan( Surakarta
dan Jogjakarta), Dandangan (Kudus), Besaran(Demak), dan Hallal bihalal di
seluruh Indonesia, Di Jawa secara umum mengenal adat Suran(1 Muharam),
Syawalan(1 Syawal), Besaran(10 Dzulhijjah), dan Mauludan.
Dalam
proses akulturasi telah dihasilkan berbagai bentuk budaya fisik,
seperti Masjid Indramayu dan Masjid Demak, Menara Kudus dan makam Sunan Tembayat mirip bangunan Candi
Hindu.
c. Bidang Politik
Peranan
Wali songo dalam bidang politik yaitu, mendukung Raden Patah dalam mendirikan
Kerajaan Demak, mereka juga berperan sebagai penasehat dan guru bagi para
raja Islam di Jawa misalnya Sunan Kudus
menjadi penasehat Adupati Jipang. Selain wali songo ada beberapa tokoh
keagamaan khususnya di Pulau Jawa misalnya, Syekh Bentang di sekitar Lawu,
Sunan Tembayat di Klaten, Syekh Majagung, Sunan Prapen, Sunan Sendang(Sendang Duwur)
5.
PERKEMBANGAN
TRADISI ISLAM DI BERBAGAI DAERAH DARI ABAD KE-15 SAMPAI KE-18
Perkembangan tradisi islam dapat diketahui dari
kehidupan social di masyarakat di berbagai daerah di Indonesia yang tidak
mengenal kasta.
Sejak
abad ke- 15 hingga abad ke -18 tradisi Islam hamper mempengaruhi seluruh sector
kehidupan bangsa Indonesia, masdyarakat yang belum terpengaruh oleh
perkembangan agama dan budaya Islam sebagian besar berada di pedalaman. Akan
tetapi perkembangan Islam semakin mendapat tempat dalam mkehidupan masyarakat
bahkan dewasa ini lebih dari 75% masyarakat Indonesia telah memeluk agama Islam
6.
MENJELASKAN
PENYEBARAN AGAMA ISLAM DENGAN PERTUMBUHAN KOTA DAN TERBENTUKNYA JARINGAN
EKONOMI SERTA INTELEKTUAL DI KEPULAUAN INDONESIA
Berkembangnya
pemukiman muslim di pusat perdagangan menjadikan masyarakat muslim sebagai kekuatan ekonomi, para pedagang muslim terlibat aktif
dalam kegiatan perdagangan mancanegara, Kekuatan
ekonomi menjadi kekuatan
politik saat penguasa pribumi di sebuah Bandar dagang menjadi muslim,
kondisi semacam ini dipercepat dengan mundurnya pengaruh kerajaann Hindu-Budha.
Perkembangan
pemukiman berpengaruh terhadap pertumbuhan perdagangan dengan cepat yang juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan kota, pertumbuhan kota juga melahirkan golongan
intelektual.