K.D. 1.5. MENGANALISIS PROSES INTERAKSI ANTARA TRADISI LOKAL, HINDU-BUDHA, DAN ISLAM DI INDONESIA
A.
MENGIDENTIFIKASI
PERPADUAN TRADISI LOCAL, HINDU-BUDHA DAN ISLAM DALAM INSTITUSI SOCIAL
MASYARAKAT DI BERBAGAI DAERAH
I.
Proses akulturasi budaya asli
dengan budaya Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
Sebelum masuknya pengaruh budaya
Hindu-Budha dan Islam Indonesia telah memiliki budaya yang telah tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat dan sudah
cukup maju terbukti dengan banyaknya peninggalan jaman Pra Sejarah. Masuknya
budaya Hindu-Budha dan Islam ke
Indonesia membawa perubahan dalam
kehidupan budaya di Indonesia, namun perubahan itu tidak bersifat drastic karena Indonesia mempunyai kemampuan yang
disebut local genius.
Unsur kebudayaan Hindu-Budha
dan Islam yang masuk ke Indonesia
diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan
budaya asli Indonesia, dengan demikian lahirlah kebudaya baru yang merupakan
akulturasi kebudayaan local, Hindu-Budha dan Islam .
2. Perpaduan tradisi
local dan pendatang dalam berbagai bidang.
a.
Bidang Bahasa
Bangsa
Indonesia telah memiliki dan menggunakan bahasa local jauh sebelum pengaruh budaya Hindu-Budha dan Islam masuk ke Indonesia. Bahasa tersebut adalah
bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Melayu kuno yang disebut juga bahasa Melayu Austronesia, yang dipakai
sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) oleh sebagian besar bangsa Indonesia.
Kemudian bangsa Indonesia mengenal bahasa Sansekerta dan bahasa Pali setelah Hindu-Budha masuk ke
Indonesia.
Masuknya
agama Islam ke Indonesia, juga memberikan pengaruh di bidang bahasa, Islam
masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat yang menggunakan bahasa Arab, sehingga
memperkaya perbendaharaan bahasa-bahasa local , hal ini dapat dilihat dalam
cerita Parahyangan yang menggunakaan istila-istilah bahasa Arab yang masuk
kedalam bahasa Sunda.
b.
Bidang Aksara
Setelah
masuknya pengaruh Hindu-Budha Indonesia
memasuki babak baru yaitu zaman sejarah. Zaman tersebut ditandai dengan
dikenalnya aksara Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Dari aksara tersebut
tercipta berbagai aksara local diberbagai daerah di Indonesia , misalnya Kawi,
Bali, Sunda, Jawa, Lampung, Batak, Rencong, Bugis yang merupakan turunan dari huruf Pallawa.
Setelah
masuknya Islam , aksara Indonesia mengalami akulkturasi kebudayaan local dengan kebudayaan Islam yang
diwujudkan dengan berkembangnya tulisan Arab-Melayu di Indonesia.
c.
Bidang Sosial
Sebelum
kedatangan Hindu-Budha masyarakat Indonesia telah telah dibedakan berdasarkan
profesi, misalnya petani, perajin, dan peramu, setelah pengaruh Hindu-Budha
tradisi itu berubah menjadi berdasarkan system kasta(catur warna)
Setelah
masuknya pengaruh Islam pelaksanaan system kasta semakin memudar, karena
didalam Islam tidak mengenal perbedaan derajat atau golongan.
d.
Bidang Sistem Pemerintahan
Diperkenalkannya system kerajaan, konsep pendeta ratu oleh oelh Hindu-Budha
Dalam Islam
juga terdapat pengaruh system pemerintahan sehingga terjadi akulturasi antara
budaya Islam dengan pra Islam, bedanya kalau Hindu-Budha Raja dipanggil dengan
Maharaja sedangkan dalam Islam Raja dipanggil Sultan.
Pengangkatan raja sama yaitu dengan menggunakan Permufaktan hokum
adat.
e.
Bidang Bangunan
Bangunan
candi merupakan akulturasi budaya antara
budaya asli dengan budaya Hindu-Budha
f.
Bidang Seni
1.
Seni Hias dan seni arca
2. Wayang
3.
Sastra
g.
Bidang Kalender
Kalender
saka merupakan kalender dari India , tahun Saka dimulai tahun 78 M, penggunaan
Kalender saka ditemukan dalam Prasasti Talang Tuwo tahun 606(683M) menggunakan
huruh pallawa dan bahasa Melayu kuno.
Candrasangkala merupakan
angka huruf yang berupa susunan kalimat atau gambar, setiap kata dalam kalimat
tersebut dapat diartikan dengan angka kemudian dibaca dari belakang, maka akan
terbaca tahun saka.
Ketika
Islam masuk dan membawa pengaruh
penanggalan Islam berupa kalender Hijriah yang menggunakan perhitungan
peredaran bulan (lunar system)
h.
Pernikahan
Dalam
pernikahan terdapat akulturasi antara asli dengan Hindu-Budha misalnya adanya
upacara sesajen dalam upacara pernikahan
Setelah
budaya Islam masuk terjadi akulturasi Islam dengan budaya sebelumnya, yaitu
upacara diawali dengan akad nikah kemudian upara-upacara adat
i.
Pemakaman
Teadisi
pemakaman di Indonesia berbeda-beda di setiap daerah , misalnya di Jawa tradisi pemakamam dipengaruhi oleh terdisisi
local, Hindu-Budha dan Islam.
j.
Kelahiran
Tradisi
kelahiran misalanya. Selamatan dalam Islam Aqiqohan
B. MENGANALISIS PROSES INTERAKSI SOCIAL BUDAYA
MASYARAKAT INDONESI PADA AWAL PERKEMBANGAN
ISLAM
a. Perpaduan
budaya Islam dan budaya local
1.
Budaya Istana
1)
Tata pemerintahan
2)
Bangunan Istana
3) Masjid Agung
4)
Istana Kerajaan
2.
Kesenian
Istana
1) Penyajian kesenian tersebut serba megah
2) Cerita soal pemerintahan
3) Sifat pertunjukan cenderung sacral
1) Penyajian kesenian tersebut serba megah
2) Cerita soal pemerintahan
3) Sifat pertunjukan cenderung sacral
3.
Masjid Agung
di Indonesia Masjid mempunyai bentuk khusus yang merupakan
perpaduan budaya Islam dengan budaya
setempat, yaitu dalam hal :
1. Bentuk bangunan
2. Menara
3. Letak bangunan
1. Bentuk bangunan
2. Menara
3. Letak bangunan
Dalam hal perkembangan Masjid sebagai bangunan ditemukan 3 jenis masjid,
adalah sebagai berikut:
1) Masjid Tradisional
2) Masjid Makam
3) Masjid Modern
1) Masjid Tradisional
2) Masjid Makam
3) Masjid Modern
b.Tradisi Islam di berbagai daerah di Indonesia :
1. Tradisi Kebatinan
2. Tradisi wetu telu
3. Tasawuf
4. Wahabi
1. Tradisi Kebatinan
2. Tradisi wetu telu
3. Tasawuf
4. Wahabi
C.Konsep
kekuasaan Kerajaan Hindu-Budha dan Kerajaan Islam
Konsep kekuasaan kerajaan Hindhu-Budha dengan konsep kekuasaan kerajaan Islam sangat
berbeda, perbandingannya sbb:
1. Penyebutan gelar raja, raja/Maharaja diganti dengan Sultan/Susuhunan
2. Sistem pengangkatan raja
3. Sistem Kosmologis
4. Kedudukan Raja
5. Pemerintahan pusat dan daerah
6. Hubungan antara Raja dengan rakyat
7. Genealogi Raja
Konsep kekuasaan kerajaan Hindhu-Budha dengan konsep kekuasaan kerajaan Islam sangat
berbeda, perbandingannya sbb:
1. Penyebutan gelar raja, raja/Maharaja diganti dengan Sultan/Susuhunan
2. Sistem pengangkatan raja
3. Sistem Kosmologis
4. Kedudukan Raja
5. Pemerintahan pusat dan daerah
6. Hubungan antara Raja dengan rakyat
7. Genealogi Raja
Masalah keturunan merupakan salah satu hal yang penting dalam kekuasaan
Raja, silsilah juga dijadikan sebagai dasar legitimasi, hal ini juga berlaku
dalam untuk kerajaan-kerajaan Islam.
Sebagai
perbandingan :
1) Kerajaan Melayu :
Siak,
Palembang, Aceh dan Pontianak menghubungkan nenek moyanmgnya dengan Arab, yaitu
sbg keturunan Husain ( cucu Nabi Muhammad SAW)
2)
Kerajaan-kerajaan Di Sulsel:
Gowa, Bone,
Ternate, dan Soppeng menghubungkan geneologi keturunan rajanya yang pertama
turun dari langitnsebagai tomenurung dan oleh rakyat diangkat sebagai raja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar